NO KETRAMPILAN DASAR KONSELING DEFINISI TUJUAN MODALITA CONTOH APLIKASI
1. Attending Attending merupakan komunikasi nonverbal yang menunjukkan bahwa konselor memberikan perhatian secara utuh terhadap lawan bicara yang sedang berbicara (klien). Keterampilan
attending yaitu keterampilan tampil sebagai pribadi yang utuh dan memberikan perhatian penuh kepada klien sebagaimana adanya, agar klien dapat mengembangkan diri, mengeksplorasi dirinya dengan bebas.
Semua hal yang ada apada diri konselor akan hadir
V=visual (kontak mata), Voice (suara, kecepatan, intonasi, artikulasi), Verbal tracking (pemampuan mengikuti pembicaraan klien secara runtut, tanpa mengulang-ulang), body langue, duduk sejajar (posisi serong). Open gesture (sikap terbuka) = kaki dan tangan jangan menyilang, kecondongan tubuh. Kontak mata, luwes, tidak tegang, tidak kaku. Dilakukan sepangjang proses konseling.
a. Meningkatkan harga diri klien, sebab sikap dan perilaku attending memungkinkan konselor meghargai konseli.
b. Dengan perilaku attending menciptakan suasana aman bagi klien, karena klien merasa ada oarang yang bisa dipercayai, teman untuk berbicara, dan merasa terlindungi secara emosional.
c. Perilaku attending memberikan keyakinan kepada klien bahwa konselor adalah tempat dia mudah untuk mencurahkan segala isi hati dan perasaannya. Sofyan Willis (2004: 176)
Berjabat tangan, senyum, mempersilahkan duduk. Dian (ki) : assalamu’alaikum bu..
Rosma (ko) : wa’alaikumussalam wr.wb (berjabat tangan dan mempersilahkan duduk)
Dian : maaf bu saya jika saya mengganggu waktu ibu.
Rosma : aah… tidak apa-apa, bagaimana kabarnya mba dian ? (sambil tersenyum dan memulai percakapn ).
2. Opening Opening adalah teknik dasar untuk mengawali hubungan atau melakuakn wawancara koseling. Supriyo dan Mulawarman (2006:21) menjelaskan bahwa opening (pembukaan) adalah keterampilan untuk membuka atau memulai, atau mengkomunikasi hubungan konseling.
. Membina hubungan baik antara klien dan konselor
b. Memperoleh kepercayaan dari klien.
c. Memberikan penghargaan kepada klien.
d. Klien dapat bebas dan nyaman serta terbuka dalam mengungkapkan masalah.
Memberi kesan pertama yang membuat nyaman. Dian (ki) : assalamu’alaikum bu..
Rosma (ko) : wa’alaikumussalam wr.wb (berjabat tangan dan mempersilahkan duduk)
Dian : maaf bu saya jika saya mengganggu waktu ibu.
Rosma : aah… tidak apa-apa, bagaimana kabarnya mba dian ? (sambil tersenyum dan memulai percakapn ).
3. Acceptance Supriyo dan Mulawarman (2006:23) mengungkapkan bahwa acceptance (penerimaan) dalah teknik yang digunakan konselor untuk menunjukkan minat dan pemahaman terhadap hal - hal yang dikemukakan klien.
Acceptance (penerimaan) yaitu menerima apa adanya, menerima pribadi klien sebagai suatu keseluruhan.Sebaliknya membenarkan (menyetujui) atau tidak menyetujui segi-segi kepribadian atau kelakuan seorang klien, bukan merupakan bentuk penerimaan. a. Menunjukkan kedekatan daripada sikap dan menunjukkan tingkat keterbukaan dan ketulusan hati konselor.
b. Klien merasa dihargai dan diterima keberadaannya.
Verbal : oh… yaa, saya memahami, saya dapat merasakannya
Nonverbal : anggukan kepala, merubah mimic, posisi tubuh condong ke depan. Dll Klien : bu, saya galu, IP saya turun bu
Konselor : iya (smbil menganggukan kepala), saya dapat memahami perasaan Anda.
Klien : IP saya turun 0,3 bu, menyedihkan
Konselor : (menganggukan kepala dan memandang klien), mmm…hmmm…
4. Reflection of Feeling (pemantulan perasaan) Ketrampilan yang digunakan konselor dalam konseling guna memantulkan sikap atu perasaan yang diungkapkan klien secara langsung atau tidak langsung melalui pernyataannya.
Menguasai feeling word (membaca emosi/ perasaan orang). Jangan mengulang-ngluang hal yang sama. Membantu klien memahami perasaannya, menata atau mengatur persaannya, dan membedakan intensitas berbagai perasaan yang ada dalam dirinya. Juga mendorong klien agar lebih banyak mengekspresikan perasaannya.
Respon refleksi:
• Visual
Nampaknya Anda…,
Sepertinya Anda…
• Auditori:
Kedengarannya Anda…,
Saya mendengar bahwa Anda…
• kinestetik:
Saya dapat memahami…,
Anda sedang… Klien: “ begini bu, akhir-akhir ini teman-teman saya seperti menjauh dari saya. Padahal minggu kemarin kami masih sering mengobrol, bermain dan bercanda bersama. Tetapi saya rasa semenjak mereka memiliki teman baru saya jarang sekali di ajak untuk bermain bersama.”
Konselor: “saya dapat memahami perasaan anda, nampaknya anda sedang merindukan mereka”.
5. Restatement (pengulangan) Keterampilan mengulang atau menyatkan kembali pernyataan klien yang penting untuk di ulang oleh konselor dalam konseling tanpa merubah perkataan klien.
1. penulangan kata
2. pengulangan kalimat -Memperjelas pernyataan klien
-Menghindari salah persepsi
-konselor menangkap apa yang di katakana konseli Pengulangan kata ex: dilemma
Tidak ada modalita khusus Klien: “Bu, saya bingung dengan jurusan focus yang akan saya ambil nanti bu, saya ingin focus BK SD tapi saya juga penasaran dengan BK Sosial, saya dilemma Bu “
Konselor : “dilema”
6. Paraprashing (parafrase) Keterampilan konselor untuk menggunakan kata-kata dalam menyatakan kembali esensi dari ucapan-ucapan klien. Memberi arahan jalannya wawancara konseling dan menyatakan kembali ungkapan klien.
Menyamakan persepsi. 1. Nampaknya yang Anda kaatkan …,
2. Jjika Anda berpikiran bahwa Anda…,
3. Menurut Anda…,
Anda mengatakan bahwa Anda..... Klien: “bu saya sedih, saya akhir-akhir ini merasa sendirian, padahal di sisi lain saya selalu berkumpul dengan teman teman. Saat berkumpul saya selalu memikirkan masalah dengan pacar dan orang tua saya Bu, karena saya tidak di restui menjalin hubungan dengan pacar saya”
Konselor: “Anda mengatakan, bahwa Anda selalu merasa sendiarian, karena Anda sealu memikirkan masalh yang sedang Anda hadapi”
7. Clarification Ketrampilan dalam konseling yang dilakukan konselor dalam mengungkapkan kembali pernyataan klien dengan kata-kata baru dan segar.
Dengan bahasa konselor. 1. Mendorong klien untuk melakukan elaborasi
2. Memeriksa ketepatan apa yang didengar konselor terhadap pesan-pesan klien
3. Memperjelas pesan-pesan yang samar atau
membingungkan.
• Pada dasarnya
• Pada intinya…
• Pada prinsipnya…
Dengan kata lain…. Klien: “ pak, saya sering mengantuk dalam kelas. Saya tidak pernah bisa tidur saat malam datang, karena saya selalu memikirkan tugas dan tugas pak.”
Konselor: “ Pada intinya anda susah tidur karena anda selalu memikirkan tugas anda? “
8. Interpretasi (penafsiran)
Ada 3 jenisnya :
Interprtasi ganda
Interpretasi tunggal
Interpretasi Informasi Keterampilan konselor dimana berarti atau karena tingkah laku klien ditafsirkan atau diduga dan dimengerti dengan dikomunikasikan pada klien.
Dari 3 jenis :
Interpretasi ganda : dilihat dari non verbal dan perkataan
Interpretasi tunggal : dilihat dari non verbal saja
Interpretasi informasi : dilihat dari pernyataannya. Membantu klien agar lebih memahami diri sendiri bilamana klien bersedia mempertimbangkannya dengan pikiran terbuka. 1. Interpretasi ganda :
• Dilihat dari perilaku dan perkataan anda, sepertinya …..
2. Interpretasi tunggal :
• Sepertinya anda…
3. Interpretasi informasi :
• Dari pernyataan anda tadi anda menyebutkan …
Apakah anda bermaksud.. memperhatikan saya di kelas dan itu membuat saya malu bu saat berhadapan dengan dia”
Konselor : “Dilihat dari perilaku dan perkataan anda, sepertinya anda menyimpan perasaan dengan dia?”
Interpretasi tunggal :
Klien : ( menangis dan menunduk)
Konselor : “ sepertinya anda sedang sedih? “
Interpretasi Informasi :
Klien : “ bu saya tidak tahu apa maunya orang tua saya, saya sudah menuruti apa yang mereka inginkan, tetapi kali ini saya ingin mereka membiarkan saya memilih jurusan yang saya inginkan sejak dari dulu. Namun itu mustahil bu “
Konselor : “ Anda mengatakan bahwa anda telah patuh dengan keinginan orang tua anda, lalu anda juga menceritakan bahwa kali ini anda ingin memilih jurusan yang anda inginkan. Apakah anda bermaksud ingin orang tua anda mengerti anda dalam hal ini? “
9. Leading (pengarahan)
Secara tidak langsung ini termasuk cara kita dalam topik netral.
Prtanyaan yang kurang tepat
: bertanya lebih dari satu dalam 1 waktu. Pengajuan yang sulit di jawab “mengapa?” harus dihindari. Keterampila yang dilakukan konselor dalam konseling untuk mengarahkan pembicaraan klien dari satu hal ke hal yang lain secara langsung dan dengan menggunakan kalimat tanya. 1. Untuk mendorong klien dalam merespon pembicaraan terutama pada awal-awal pertemuan
2. Mengeksplorasi isi pembicaraan klien dengan faktor-faktor lain yang signifikan.
Memperoleh focus data (spesifikasi) Lead khusus (cq) hindari lead khusus secara berurutan: (dilakukan untuk memperoleh data yang lebih detail)
apa…?, apakah…?, siapa…?, dimana…?
Lead umum(op) dianjurkan pada awal konseling: bagaimanakah…?, coba jelaskan…?, coba ceritakan…? Lead Khusus :
Klien : “ bu, saya sudah berusah untuk mengerti apa yang diinginkan dia selama ini? “
Konselor : “ dia itu siapa nak? “
Lead Umum :
Klien: “bu, saya seperti telah berbuat ceroboh pada teman saya bu? “.
Konselor: “coba jelaskan ceroboh seperti apa yang anda berbuat pada teman anda?”
10. Silence (diam)
Dilakukan saat klien sedng bercerita, saat klien merenung /mencerna sesuatu saat cerita.saat konseling sudah akan selesai.
Hadapi hayati nekmati (H2N) Keterampila yang dilakukan konselor dalam konseling untuk menciptakan suasana hening dan tidak ada interaksi verbal antara konselor dengan klien dalam proses konseling. 1. Memberikan kesempatan pada klien untuk istirahat atau mereorganisasi pikiran dan perasaannya atau mereorganisasi kalimat yang akan dikemukakan selanjutnya.
2. Mendorong klien atau memotivasi klien untuk mencapai tujuan konseling. Diam untuk memberikan kesempatan pada klien untuk istirahat sejenak setelah menumpahkan perasaannya Silince dari Konselor :
Klien: “bu, saya lama kelamaan muak dengan kelakuan dia, dia terlalu memnfaatkan teman dekat saya, saya melihatnya saja sudah tidak tega”
Konselor: “(diam untuk memberikan kesempatan agar klien dapat istirahat sejenak setelah menumpahkan perasaannya)”.
Slince dari Konseli :
Klien : ”(datang langsung duduk,diam)”
Ko’n : (tersenyum untuk membuka pembicaraan) anda mempunyai masalah? Kok datang-datang diam?”
Klien : “ tetap diam”
11. Reassurance (penguatan atau dukungan) terdiri atas :
• Prediction reassurance
• Postidion ressauarance
• Factual ressaurance
Keterampilan yang dipakai oleh konselor dalam konseling untuk memberikan dukungan/ penguatan terhadap pernyataan positif klien. 1. Agar klien menjadi lebih yakin dan percaya diri terhadap keputusan yang telah diambil,
2. Agar klien dapat lebih tabah dan tegar dalam menghadapi situasi atau hal-hal yang tidak menyenangkan bagi dirinya. 1. Prediction reassurance(diawali approval reassurance) lalu dilanjutkan dengan kata: jika-maka, apabila-sehingga,tidak mustahil..., bila-sehingga, tidak menutup kemungkinan.
2. Postdiction reassurance: setelah…, atas usaha yang telah Anda lakukan, dengan upaya yang telah Anda lakukan…
3. Factual reassurance: sudah pasti…, sudah barang tentu…
Jenis Approval reassurance: bagus sekali, baik sekali, luar biasa, dan lain sebagainya. Prediction reassurance :
Klien: “Bu, sya bingung. Saya tidak habis pikir. Ip saya kemarin yudisium sangan turun padahal saya merasa saya sudah berusaha semaksiml mungkin dan tidak menurunkan belajar saya. Tapi hasil ip kemarin tidak sesuai dengan harapan saya bahkan turun sampai 0,4 bu.(menunduk) Konselor: “Bagus sekali jika Anda sudah berusaha untuk belajar sungguh-sungguh secara terus menerus, hasil kemaren jadikan sebagai pelajaran dan motivasi saudara untuk lebih giat lagi tidak mustahil nilai ip saudara berikutnya akan memuaskan”.
Postdicition reassurance :
Klien : “Bu, saya akhir-akhir ini jauh dari sahabat saya. Saya pikir dia menjauh karena saya kemarin memberi teguran kepada dia tentang tugas yang dia copy dari saya untuk pacaranya. Saya sudah berusaha menyapa dia saat ketemu tetapi dia selalu membuang muka. Saya merasa bersalah kepada dia tapi saya rasa dia juga salah”
Konselor : “Bagus..bagus.., anda telah menegur dia kalau dia salah, dan atas usaha yang telah anda lakukan untuk menyapa dia tidak menutup kemungkinan jika anda terus berusaha dia akan kembali seperti sedia kala “
Factual Reassurance :
Klien : “ Bu, saya mempunyai sahabat sejak SD yang mana dia pintar, cantik dan pendiam bu. Tapi saya kaget bu kemarin saya di beri tahu bapak saya kalau dia hamil diluar nikah padahal dia sangat pendiam bu.”
Konselor : “ Iya, anda yang menjadi sahabatnya sejak kecil sudah pasti kaget ya mendengar berita sahabat anda yang pendiam, pintar , alim hamil diluar nikah.”
12. Konfrontasi Konfrontasi adalah keterampilan/ teknik yang digunakan oleh konselor untuk menunjukkan adanya kesenjangan, diskrepansi atau inkongruensi dalam diri klien dan kemudian konselor mengumpan balikkan kepada klien. 1. Menyadarkan klien akan adanya kesenjangan-kesenjangan, perbedaan-perbedaan dalam pemikiran dan tingkah lakunya
2. Agar calon konselor mempunyai daya kritis terhadap factor diskrepansi atau inkonsistensi dari diri klien
3. Agar calon konselor mampu membuat kalimat-kalimat konfrontasi yang baik
4. untuk membuat orang agar meng-ubah pertahanan yang telah di-bangun & untuk meningkatkan komunikasi terus terang
Kata-kata pembuka
b. Tadi Anda mengatakan bahwa... sementara....
c. Tadi Anda berkata bahwa..... tetapi....
d. semula Anda berkata bahwa.... belakangan...
e. Awalnya Anda mengatakan... terakhir.....
Contoh 1: Antara pernyataan dan tingkahlaku non verbal:
Ko’r : “Bagaimana perasaanmu dengan dia?”
Ko’i :“Em..biasa saja bu (sambil senyam-senyum)”
Ko’r :”Anda mengatakan biasa saja, tetapi Anda tersenyum dan terlihat seperti mal mengatakannya”
Contoh 2: Tidak konsisten antara apa yang diinginkan dan apa yang dilakukan oleh klien:
Ko’i : saya sudah move on bu, saya sudah bertekat untuk tidak perduli dengan apapun yang dia lakukan. Tetapi saya setiap buka fb saya selalu melihat kronologi dia, yang kebanyakan mengobrol dengan laki-laki. Hati saya sakit bu”
Ko’r : tadi anda mengatakan bahwa anda sudah move on, tetapi anda masih sering melihat kronologi mantan anda dan anda merasa sakit”
Contoh 3 Antara dua pernyataan:
Ko’r : “Apa Anda sudah bisa move on lagi?’
Ko’i : “sudah bu, saya sudah mempunyai pacar baru tapi kadang saya mengingatnya bu. Saya tiap mau tidur kadang masih menangisinya bu”.”
Contoh 4 Antara dua tingkah laku non verbal:
Ko’r : “Apakah Anda merasa sehat setelah kehujuanan permainan sepak bola tadi?”
Ko’i : “Iya saya merasa baik-baik saja, bu. (sambil menggigil mendekap tangannya)
Ko’r : “Anda mengatakan merasa baik-baik saja, namun sikap Anda menunjukkan bahwa Anda sedang sakit”
13. Rejection (penolakan) Keterampilan konselor untuk melarang klien melakukan perilaku, pemikiran, dan perasaan yang akan membahayakan/merugikan dirinya atau orang lain. 1. Untuk mengarahkan atau membatasi perilaku klien yang berbahaya.
2. Agar klien memikirkan kembali rencana yang telh diputuskan.
3. Mendorong klien menempuh tindakan lain sebagai pengganti tindakan yang merugikan.
Mencegah klien melakukan tindakan yang merugikan dirinya. Penolakan secara halus:
Coba pikirkan lagi…
Penolakan secara langsung:
1. jangan…jangan Anda berbuat seperti itu,
saya tidak setuju dengan rencana Anda… Klien: “Bu, saya kan butuh pekerjaan ya. Kemarin teman saya menawari saya jualan bu tapi tidak tau itu jualan apa seperti obat-obatan bu. Dan itu tidak ada label obat resmi. Saya bingung bu, saya ambil apa tidak ya bu pekerjaan tersebut secara saya benar-benar membutuhkan pekerjaan“
Konselor: “Coba pikrikan kembali apa pekerjaan yang belum jelas itu sudah tentu halal? Iya kalau itu bisa termasuk sejenis narkoba, kalau tidak sih bisa anda ambil pekerjaan tersebut tapi kalau itu pekerjaan haram ibu sarankan jangan”.
14. Advice (saran atau nasehat)
Ada 3 advice :
Advice langsung
Advice Persuasif
Advice Alternatif Keterampilan konselor untuk memberikan nasehat atau saran pada klien. Jenisnya :
1. Advice langsung : saran/nasehat yang diberikan langsung klien berupa fakta jika klien sma sekali tidak punya informasi
2. Advice persuasive : saran/nasehat yang diberikan konselor bilamana klien mengemukakan alasan-alasan logis dan dapat diterima rencana yang akan dilakukan
Advice alternative : nasihat/saran yang diberikan konselor setelah klien mengetahui kelebihan dan kelemahan setiap alternative. 1. Agar klien lebih jelas dan lebih pasti mengenai apa yang akan dikerjakan. (advice persuasif).
2. Agar klien mengetahui fakta mengenai informasi yang sama sekali belum klien ketahui (advice langsung)
Agar klien mangetahui kelebihan dan kekurangan setiap alternatif pilihan (advice alternatif). 1. Advice Langsung
a. “Sebaiknya anda...”
b.“Seyogyanya...”
c.“Semestinya…”
2.Advice Persuasif
a. “Berdasarkan yang anda ceritakan…maka.....”
b. “Berdasarkan alasan Anda… maka…”
c. “Sesuai pernyataan anda… maka…”
3. Advice Alternative
a. “Mari kita bicarakan bersama…”
b. “Mari kita diskusikan bersama…”
Advice langsung
Klien: “ Bu, saya sebenarnya ingin berwirausaha tapi tidak ada modal katanya bisa pinjam di bank ya bu tapi saya tidak tau caranya. Apa ibu bisa memberi tahu caranya supaya bisa mendapat pinjaman di bank untuk modal usaha?”
Konselor : “ iya kebetulan ibu juga sering meminjam modal dari bank, gampang saja apabila kan meminjam modal. Tapi sebaiknya anda datang kebank sendiri saja supaya lebih jelas syarat apa saja yang dibutuhkan.
Advice persuasive :
Klien : “ Bu, saya sebenarnya merasa menajdi anak manja dikeluarga bu. Setiap bulan dikasih uang bulanan terus iya bapak, ya kakakku kadang kalau habis ditengah jalan diberi lagi. Saya merasa tidak bisa mandiri bu, saya ingin mencari uang tambahan sendiri.
Konselor : “ Berdasarkan alasan anda bahwa anda merasa menjadi anak manja dan tidak bisa mandiri maka keinginan untuk mencari uang tambahan sendiri itu merupakan ide yang bagus selagi kamu mampu. “
Advice Alternative:
Klien : “ Pak, bagaimana ini besok saya mendapatkan panggilan kerja didua tempat dengan waktu yang sama yang satu di Semarang yang satu di Jakarta. Pekerjaan itu kedua-duanya sangat saya minati pak selama ini. Saya bingung harus memilih yang man? “
Konselor : “ Baiklah, mari kita bicarakan bersama keuntungan dan kerugian apabila anda memilih perkajaan di Semarang dan di Jakarta, sehingga nanti kita temukan pilihan yang paling menguntungkan bagi anda”.
15. Summary (ringkasan atau kesimpulan) 1. Suatu ketrampilan yang dimiliki oleh konselor untuk menyimpulkan atau meringkas mengenai apa yang telah dikemukakan klien pada proses komunikasi konseling
proses memadukan beberapa ide dan perasaan dalam satu pernyataan pada akhir suatu proses wawancara konseling. 1. Membantu klien dan konselor dalam menggabung bagian-bagian yang telah dibicarakan
2. Mengklarifikasi dan memfokuskan sejumlah ide yang bertebaran
3. Mmembantu klien menyadari kemajuan yang telah dicapainya, membantu mengakhiri proses wawancara konseling.
Memberi keyakinan kepada klien bahwa konselor meresapi pesan klien. Summary bagian: untuk sementara ini…, sampai saat ini…, sejauh ini…, selama ini…
Summary akhir/keseluruhan: sebagai kesimpulan akhir…, sebagai puncak pembicaraan kita…, sebagai penutup pembicaraan kita…, dari awal hingga akhir pembicaraan kita… Summary bagian:
Konselor: “untuk sementara ini kita telah membahas tentang masalah salah persepsi sahabat anda pada anda, jadi selanjutnya mari kita bicarakan jallan keluar agar sahabat anda dapat memahami maksud anda”.
Summary akhir:
Konselor: “Dari awal hingga akhir pembicaraan kita, anda membahas tentang sahabat anda yang salah mengerti maksud anda, dari itu nanti jika setelah ini saat anda sudah membulatkan teka untuk meluruskan masalah ini sebaiknya anda langsung membicarakannya kepada sahabat anda seperti yang tadi telah kita rancang bersama ”.
16. Termination (pengakhiran)
Pedoman : malakukan summery akhir, bembicarakan kesepakatan waktu yang di sepakati di awal, mengucapkan terimakasih, bersalaman dan mengantarkan klien ke pintu. Suatu ketrampilan yang dimiliki oleh konselor untuk mengakhiri komunikasi konseling, baik untuk dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya maupun mengakhiri karena komunikasi konseling benar-benar berakhir. Memiliki peta kognitif perjalanan konseling, yaitu apa dan bagaimana tahap-tahap yang telah dilalui dan apa yang merupakan tahap konseling mendatang, mencapai pemahaman antara konselor dan konseli mengenai apa yang telah berhasil dicapai bersama dalam konseling, mengkomunikasikan keperluan penyesuaian konseli terhadap pengambilan tanggungjawabnya seusai proses konseling, memelihara persepsi yang pantas pada konseli tentang penerimaan dan pemahaman konselor.
1. Baik, waktu telah menunjukkan…sesuai dengan kesepakatan…
2. tidak terasa sudah…menit, sesuai dengan apa yang sudah kita sepakati…
Non verbal: melihat jam, melihat kondisi klien, menata buku, dan lain-lain. Konselor: “Tdak terasa sudah 45menit, sesuai dengan apa yang sudah kita sepakat tadi bahwa pertemuan ini hanya 45 menit, karena saya juga harus mengikuti rapat guru maka marilah kita akhiri pertemuan ini dan dapat dilanjutkan minggu depan.